Definisi, Cara Kerja dan Fungsi GPS

Baca juga >> Definisi, manfaat, kegunaan Total Station
Baca juga >> Buku manual Total Station
Sistem Pemosisi Global (bahasa Inggris: Global Positioning System (GPS))
adalah sistem untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan
penyelarasan (synchronization) sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24
satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima
oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan letak,
kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS antara lain GLONASS
Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India.
Sistem
ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan nama
lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (kesalahan umum adalah bahwa NAVSTAR
adalah sebuah singkatan, ini adalah salah, NAVSTAR adalah nama yang diberikan
oleh John Walsh, seorang penentu kebijakan penting dalam program GPS).Kumpulan
satelit ini diurus oleh 50th Space Wing Angkatan Udara Amerika Serikat. Biaya
perawatan sistem ini sekitar US$750 juta per tahun, termasuk penggantian
satelit lama, serta riset dan pengembangan.
GPS Tracker atau sering disebut dengan GPS Tracking adalah
teknologi AVL (Automated Vehicle Locater) yang memungkinkan pengguna untuk
melacak posisi kendaraan, armada ataupun mobil dalam keadaan Real-Time. GPS
Tracking memanfaatkan kombinasi teknologi GSM dan GPS untuk menentukan
koordinat sebuah obyek, lalu menerjemahkannya dalam bentuk peta digital.
Cara Kerja GPS
Sistem ini menggunakan sejumlah
satelit yang berada di orbit bumi, yang memancarkan sinyalnya ke bumi dan
ditangkap oleh sebuah alat penerima. Ada tiga bagian penting dari sistim ini,
yaitu bagian kontrol, bagian angkasa, dan bagian pengguna.
Bagian kontrol
Seperti
namanya, bagian ini untuk mengontrol. Setiap satelit dapat berada sedikit di
luar orbit, sehingga bagian ini melacak orbit satelit, lokasi, ketinggian, dan
kecepatan. Sinyal-sinyal dari satelit diterima oleh bagian kontrol, dikoreksi,
dan dikirimkan kembali ke satelit. Koreksi data lokasi yang tepat dari satelit
ini disebut dengan data ephemeris, yang nantinya akan di kirimkan kepada alat
navigasi kita.
Bagian angkasa
Bagian
ini terdiri dari kumpulan satelit-satelit yang berada di orbit bumi, sekitar
12.000 mil diatas permukaan bumi. Kumpulan satelit-satelit ini diatur
sedemikian rupa sehingga alat navigasi setiap saat dapat menerima paling
sedikit sinyal dari empat buah satelit. Sinyal satelit ini dapat melewati awan,
kaca, atau plastik, tetapi tidak dapat melewati gedung atau gunung. Satelit
mempunyai jam atom, dan juga akan memancarkan informasi ‘waktu/jam’ ini. Data
ini dipancarkan dengan kode ‘pseudo-random’. Masing-masing satelit memiliki
kodenya sendiri-sendiri. Nomor kode ini biasanya akan ditampilkan di alat
navigasi, maka kita bisa melakukan identifikasi sinyal satelit yang sedang
diterima alat tersebut. Data ini berguna bagi alat navigasi untuk mengukur
jarak antara alat navigasi dengan satelit, yang akan digunakan untuk mengukur
koordinat lokasi. Kekuatan sinyal satelit juga akan membantu alat dalam
penghitungan. Kekuatan sinyal ini lebih dipengaruhi oleh lokasi satelit, sebuah
alat akan menerima sinyal lebih kuat dari satelit yang berada tepat diatasnya
(bayangkan lokasi satelit seperti posisi matahari ketika jam 12 siang)
dibandingkan dengan satelit yang berada di garis cakrawala (bayangkan lokasi
satelit seperti posisi matahari terbenam/terbit).
Ada
dua jenis gelombang yang saat ini dipakai untuk alat navigasi berbasis satelit
pada umumnya, yang pertama lebih dikenal dengan sebutan L1 pada
1575.42 MHz. Sinyal L1 ini yang akan diterima oleh alat navigasi. Satelit
juga mengeluarkan gelombang L2 pada frekuensi 1227.6 Mhz. Gelombang L2 ini
digunakan untuk tujuan militer dan bukan untuk umum.
Bagian Pengguna
Bagian
ini terdiri dari alat navigasi yang digunakan. Satelit akan memancarkan data
almanak dan ephemeris yang akan diterima oleh alat navigasi secara teratur.
Data almanak berisikan perkiraan lokasi (approximate location) satelit yang
dipancarkan terus menerus oleh satelit. Data ephemeris dipancarkan oleh
satelit, dan valid untuk sekitar 4-6 jam. Untuk menunjukkan koordinat sebuah
titik (dua dimensi), alat navigasi memerlukan paling sedikit sinyal dari 3 buah
satelit. Untuk menunjukkan data ketinggian sebuah titik (tiga dimensi),
diperlukan tambahan sinyal dari 1 buah satelit lagi.
Dari
sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh kumpulan satelit tersebut, alat navigasi
akan melakukan perhitungan-perhitungan, dan hasil akhirnya adalah koordinat
posisi alat tersebut. Makin banyak jumlah sinyal satelit yang diterima oleh
sebuah alat, akan membuat alat tersebut menghitung koordinat posisinya dengan
lebih tepat.
Akurasi alat navigasi GPS
Akurasi
atau ketepatan perlu mendapat perhatian bagi penentuan koordinat sebuah
titik/lokasi. Koordinat posisi ini akan selalu mempunyai 'faktor kesalahan',
yang lebih dikenal dengan 'tingkat akurasi'. Misalnya, alat tersebut
menunjukkan sebuah titik koordinat dengan akurasi 3 meter, artinya posisi
sebenarnya bisa berada dimana saja dalam radius 3 meter dari titik koordinat
(lokasi) tersebut. Makin kecil angka akurasi (artinya akurasi makin tinggi),
maka posisi alat akan menjadi semakin tepat. Harga alat juga akan meningkat
seiring dengan kenaikan tingkat akurasi yang bisa dicapainya.
Pada
pemakaian sehari-hari, tingkat akurasi ini lebih sering dipengaruhi oleh faktor
sekeliling yang mengurangi kekuatan sinyal satelit. Karena sinyal satelit tidak
dapat menembus benda padat dengan baik, maka ketika menggunakan alat, penting
sekali untuk memperhatikan luas langit yang dapat dilihat.
Penjelasan
sinyal satelit terhadap kondisi geografi
Ketika
alat berada disebuah lembah yang dalam (misal, akurasi 15 meter), maka tingkat
akurasinya akan jauh lebih rendah daripada di padang rumput (misal, akurasi 3
meter). Di padang rumput atau puncak gunung, jumlah satelit yang dapat
dijangkau oleh alat akan jauh lebih banyak daripada dari sebuah lembah gunung.
Jadi, jangan berharap dapat menggunakan alat navigasi ini di dalam sebuah gua.
Karena
alat navigasi ini bergantung penuh pada satelit, maka sinyal satelit menjadi
sangat penting. Alat navigasi berbasis satelit ini tidak dapat bekerja maksimal
ketika ada gangguan pada sinyal satelit. Ada banyak hal yang dapat mengurangi
kekuatan sinyal satelit:
- Kondisi geografis, seperti yang diterangkan diatas. Selama kita masih dapat melihat langit yang cukup luas, alat ini masih dapat berfungsi.
- Hutan. Makin lebat hutannya, maka makin berkurang sinyal yang dapat diterima.
- Air. Jangan berharap dapat menggunakan alat ini ketika menyelam.
- Kaca film mobil, terutama yang mengandung metal.
- Alat-alat elektronik yang dapat mengeluarkan gelombang elektromagnetik.
- Gedung-gedung. Tidak hanya ketika di dalam gedung, berada di antara 2 buah gedung tinggi juga akan menyebabkan efek seperti berada di dalam lembah.
- Sinyal yang memantul, misal bila berada di antara gedung-gedung tinggi, dapat mengacaukan perhitungan alat navigasi sehingga alat navigasi dapat menunjukkan posisi yang salah atau tidak akurat.
Penjelasan
tampilan layar GPS tentang sinyal satelit.
Jumlah
satelit beserta kekuatan sinyal yang dapat diakses oleh alat navigasi dapat di
lihat pada layar alat tersebut. Hampir semua alat navigasi berbasis satelit
dapat menampilkan data tentang satelit yang terhubung dengan alat, lokasi
satelit, serta kekuatan sinyalnya.
Antena
Ada
dua jenis antena bawaan alat navigasi yang paling sering dijumpai, yaitu jenis
Patch dan Quad Helix. Jenis Patch, bentuknya gepeng sedangkan quad helix
bentuknya seperti tabung. Tentunya keduanya memiliki keunggulan dan
kekurangannya masing-masing. Pada pemakaian sehari-hari, banyak sekali faktor
yang memengaruhi fungsinya. Alat navigasi yang memiliki antena patch, akan
lebih baik penerimaan sinyalnya bila alat dipegang mendatar sejajar dengan
bumi. Sedangkan alat yang memiliki antena Quad helix, akan lebih baik bila
dipegang tegak lurus, bagian atas kearah langit. Untuk memastikan, periksalah
spesifikasi antena alat navigasi.
Pada
pemakaian sehari-hari, seringkali diperlukan antena eksternal, contohnya,
pemakaian di dalam kendaraan roda empat. Ada beberapa jenis antena eksternal
yang dapat dipilih. Perlu diingat bahwa tidak semua tipe alat navigasi
mempunyai slot untuk antenna eksternal.
Antena eksternal aktif
Disebut
aktif karena dilengkapi dengan Low Noise Amplifier (LNA), penguat sinyal,
karena sinyal akan berkurang ketika meliwati kabel. Artinya, jenis ini
memerlukan sumber listrik untuk melakukan fungsinya, yang biasanya diambil dari
alat navigasi. Sehingga batere alat navigasi akan lebih cepat habis.
Keuntungannya, dapat digunakan kabel lebih panjang dibandingkan tipe pasif.
Antena eksternal pasif
Karena
tidak dilengkapi oleh penguat sinyal, maka batere tidak cepat habis. Tetapi
kabel yang digunakan tidak dapat sepanjang tipe aktif.
Antena eksernal re-radiating
Jenis
ini terdiri dari dua bagian, yang pertama menangkap sinyal satelit, yang kedua
memancarkan sinyal. Karena sinyal dipancarkan, maka jenis ini tidak memerlukan
hubungan kabel ke alat navigasi. Alat navigasi akan menerima sinyal seperti
biasa. Tentu saja jenis ini memerlukan sumber listrik tambahan, tetapi bukan
dari alat navigasi yang dipakai. Bagi tipe alat navigasi yang tidak mempunyai
slot untuk antena eksternal, jenis ini merupakan alternatif yang baik daripada
harus memodifikasi alat navigasi.
= Antena Combo
Antena
jenis ini adalah penggabungan antara antenna untuk alat navigasi dan telpon
genggam. Sumber listrik diperlukan untuk penggunaannya.
Koordinat
yang ditampilkan oleh alat navigasi adalah koordinat posisi antena eksternal.
Sehingga penempatan antena eksternal juga perlu diperhatikan.
DGPS
DGPS
(Differential Global Positioning System) adalah sebuah sistem atau cara untuk
meningkatkan GPS, dengan menggunakan stasiun darat, yang memancarkan koreksi
lokasi. Dengan sistem ini, maka ketika alat navigasi menerima koreksi dan
memasukkannya kedalam perhitungan, maka akurasi alat navigasi tersebut akan
meningkat. Oleh karena menggunakan stasiun darat, maka sinyal tidak dapat
mencakup area yang luas.
Walaupun
mempunyai perbedaan dalam cara kerja, SBAS (Satelite Based Augmentation System)
secara umum dapat dikatakan adalah DGPS yang menggunakan satelit. Cakupan
areanya jauh lebih luas dibandingkan dengan DGPS yang memakai stasiun darat.
Ada beberapa SBAS yang selama ini dikenal, yaitu WAAS (Wide Area Augmentation
System), EGNOS (European Geostationary Navigation Overlay Service), dan MSAS
(Multi-functional Satellite Augmentation System). WAAS dikelola oleh Amerika
Serikat, EGNOS oleh Uni Eropa, dan MSAS oleh Jepang. Ketiga system ini saling
kompatibel satu dengan lainnya, artinya alat navigasi yang dapat menggunakan
salah satu sistim, akan dapat menggunakan kedua sistem lainnya juga. Pada saat
ini hanya WAAS yang sudah operasional penuh dan dapat dinikmati oleh pengguna
alat navigasi di dunia. Walaupun begitu, sebuah DGPS dengan stasiun darat yang
berfungsi baik, dapat meningkatkan akurasi melebihi/sama dengan peningkatan
yang dapat dicapai oleh SBAS.
Secara
umum, bisa dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu “real time (langsung)” dan
“Post processing (setelah kegiatan selesai)”. Maksud dari ‘real time’ adalah
alat navigasi yang menggunakan sinyal SBAS ataupun DGPS secara langsung saat
digunakan. Sedangkan ‘post processing’ maksudnya adalah data yang dikumpulkan
oleh alat navigasi di proses ulang dengan menggunakan data dari stasiun darat
DGPS. Ada banyak stasiun darat DGPS diseluruh dunia yang dapat kita pakai untuk
hal ini, baik versi yang gratis maupun berbayar, bahkan kita dapat langsung
menggunakannya melalui internet.
Walaupun
DGPS ataupun SBAS dapat meningkatkan akurasi, tetapi dengan syarat sinyal yang
dipancarkan berisikan koreksi untuk wilayah dimana kita menggunakan alat
navigasi. Bila tidak berisikan koreksi data bagi wilayah tersebut, tidak akan
terjadi peningkatan akurasi.
Beberapa pengertian istilah
Cold & Warm start
Pada
detail spesifikasi alat navigasi, biasanya tertulis waktu yang diperlukan untuk
cold dan warm start. Ketika alat navigasi dimatikan, alat tersebut masih
menyimpan data-data satelit yang ‘terkunci’ sebelumnya. Salah satu data yang
tersimpan adalah data ephemeris, dan data ini masih valid untuk sekitar 4-6 jam
(untuk lebih mudah, pakai acuan waktu 4 jam saja).
Ketika
dinyalakan kembali, maka alat navigasi tersebut akan mencari satelit
berdasarkan data simpanan. Bila data yang tersimpan masih dalam kurun waktu
tersebut, maka datadata tersebut masih bisa dipakai oleh alat navigasi untuk
mengunci satelit, dan menyebabkan alat navigasi lebih cepat ‘mengunci’ satelit.
Inilah yang disebut “Warm start”.
Ketika
data yang tersimpan sudah kadaluwarsa, artinya melebihi kurun waktu diatas,
maka alat navigasi tidak dapat memakainya. Sehingga alat navigasi harus memulai
seluruh proses dari awal, dan menyebabkan waktu yang diperlukan menjadi lebih
lama lagi. Inilah yang disebut “Cold start”. Seluruh proses ini hanya
berlangsung dalam beberapa menit saja.
Waterproof IPX7
Standard
ini dibuat oleh IEC (International Electrotechnical Commission), angka pertama
menjelaskan testing ketahanan alat terhadap benda padat, dan angka kedua
menjelaskan ketahanan terhadap benda cair (air). Bila alat hanya diuji terhadap
salah satu kondisi (benda padat atau benda cair), maka huruf ‘X’ ditempatkan pada
angka pertama atau kedua.
IP X7 artinya: X menunjukkan alat tersebut tidak diuji terhadap benda padat, sedangkan angka 7 berarti dapat direndam dalam air dengan kedalaman 15 cm – 1 meter (pada situs garmin ditambahkan: selama 30 menit).
IP X7 artinya: X menunjukkan alat tersebut tidak diuji terhadap benda padat, sedangkan angka 7 berarti dapat direndam dalam air dengan kedalaman 15 cm – 1 meter (pada situs garmin ditambahkan: selama 30 menit).
RoHS version
Pada
buku manual alat navigasi berbasis satelit, mungkin akan ditemukan spesifikasi
ini. Ini adalah ketentuan yang dibuat oleh Uni Eropa mengenai batasan
penggunaan enam jenis bahan yang berbahaya pada alat elektronik yang diproduksi
setelah 1 Juli 2006. RoHS adalah singkatan dari Restriction of use of certain
Hazardous Substances. Enam jenis bahan yang dibatasi adalah Cadmium (Cd), Air
raksa/mercury (Hg), hexavalent chromium (Cr (VI)), polybrominated biphenyls
(PBBs) and polybrominated diphenyl ethers (PBDEs) dan timbal/lead (Pb). Semua
jenis bahan ini dapat mengganggu kesehatan manusia, termasuk limbah alat
elektronik yang kita pakai.
Proposition 65
Ini
adalah sebuah ketentuan yang dibuat oleh pemerintah negara bagian Kalifornia,
Amerika Serikat. Ketentuan ini bertujuan untuk melindungi penduduk kalifornia
dan sumber air minum dari pencemaran bahan berbahaya. Berdasarkan ketentuan
ini, setiap pabrik wajib mencantumkan peringatan pada produknya, sehingga
pengguna dapat membuat keputusan untuk melindungi dirinya sendiri. Ada banyak
bahan yang dianggap berbahaya, dan daftar ini bisa berubah seiring dengan
waktu. Sebuah bahan yang dianggap berbahaya dapat dicabut dari daftar bila
dikemudian hari ternyata terbukti tidak berbahaya. Untuk keterangan lebih
lanjut mengenai daftar bahan yang dianggap berbahaya, dapat dilihat di http://www.oehha.org/prop65.html
atau http://oehha.ca.gov/Prop65/background/p65plain.html
Geocaching
Istilah
ini berasal dari kata ‘Geo’ yang diambil dari geografi, dan ‘caching’ yang
diambil dari kegiatan menyimpan/menyembunyikan sesuatu. Geocaching sebenarnya
adalah sebuah permainan untuk menemukan ‘harta karun’ tersembunyi dengan menggunakan
alat navigasi berbasis satelit.
Kegiatannya
sederhana, pertama sembunyikan beberapa barang kecil (pen, pensil, dan lain
lain) pada beberapa tempat yang terpisah, sedemikian rupa sehingga tidak mudah
terlihat. Catat koordinat masing-masing tempat tersebut. Lalu beberapa kelompok
berusaha menemukan semua barang yang disembunyikan. Tentunya tidak akan terlalu
mudah untuk menemukannya, karena masing-masing alat memiliki akurasi yang
berbeda.
Kegiatan
ini dapat digabungkan dengan aktivitas lainnya, sebagai contoh, aktivitas
membersihkan sampah di taman, atau kegiatan outbound, dan sebagainya. Beberapa
situs di internet mengelola permainan yang mengambil tempat diseluruh dunia,
salah satu contohnya dapat dilihat di http://indogeocachers.wordpress.com
DOP
Merupakan
singkatan dari ‘Dillution of Precision’, berhubungan erat dengan lokasi satelit
di angkasa. Nilai DOP didapatkan dari perhitungan matematis, yang menunjukkan
‘tingkat kepercayaan’ perhitungan sebuah lokasi. Ketika satelit-satelit
terletak berdekatan, maka nilai DOP akan meningkat, yang menyebabkan akurasi
alat navigasi berbasis satelit menjadi berkurang. Ketika satelit-satelit
terletak berjauhan, maka nilai DOP akan berkurang sehingga alat navigasi
menjadi lebih akurat.
Bila
nilai DOP lebih kecil dari 5 (ada yang mengatakan dibawah 4), maka akurasi yang
akan didapatkan cukup akurat. Ada beberapa nilai akan sering dijumpai, yaitu
HDOP (Horizontal Dilution of Precision), VDOP (Vertical Dilution of Precision),
dan PDOP (Positional Dilution of Precision – posisi tiga dimensi).
Koordinat lokasi
Sebuah
titik koordinat dapat ditampilkan dengan beberapa format. Masing-masing
pengguna dapat mengatur format ini pada alat navigasi, program mapsource,
ataupun program komputer lainnya. Format ini dapat diatur dari bagian setting
dari masing-masing program/alat navigasi.
Ada
beberapa format yang umum digunakan: hddd.ddddd0 ; hddd0mm,mmm’ ;
hddd0mm’ss.s” ; +ddd,ddddd0. Sehingga sebuah titik dapat ditunjukkan dengan
beberapa cara, sebagai contoh: titik S6010.536’ E106049.614’ sama dengan titik
S6.175600 E106.826910 sama dengan titik S6010’32.2” E106049’36.9” sama dengan
-6.175600 106.826910. Bagian pertama adalah koordinat Latitude, yang diikuti
oleh koordinat Longitude atau sering disingkat Lat/Long.
Metode Stay-Up
Metode
Stay-Up merupakan metode turunan atau gabungan dari beberapa metode yang
digunakan sebagai penyederhanaan dalam penyelesaian permasalahan yang dihadapi
programer. Metode ini sangat cocok digunakan untuk mencari suatu titik-titik
koordinat pada suatu lokasi untuk basis pemrograman dengan komponen atau
perangkat GPS dan sebuah gadget, sehingga didapat nilai jarak antara dua titik tersebut
dan jika ada suatu objek bergerak dalam satuan waktu padanya dapat ditentukan
kecepatan dan percepatannya. Metode gabungan tersebut diadopsi dari metode
Navigation darat dan metode Two Stay Two Stray, sehingga didapat deskripsi
metode Stay-Up sebagai berikut:
- Menunggu informasi data latitude1-2 dan longtitude1-2 (dari-GPS)
- Mengkodekan data (GPS)
- Mencari selisih dari kedua data (jarak)
- Melakukan tundaan per-menit (kecepatan)
Sehingga
dalam metode ini suatu sistem penunjuk jarak (gadget) bekerja secara pasif atau
tidur tak bergerak (Stay), yaitu hanya dapat beroperasi atau beranjak (Up) jika
ada data yang dikirim oleh suatu sumber dalam hal ini perangkat GPS ke anggota
yakni gadget. Sumber informasi (GPS) memberikan data-data berkode tertentu
(latitude-longtitude) yang selanjutnya diterjemahkan atau dikodekan oleh
anggota (gadget) menjadi sebuah informasi yang mudah dipahami dan dimengerti
untuk selanjutnya digunakan sebagai referensi penentu suatu hasil, yakni jarak
dan kecepatan.
POI Tourguide
Yang
dimaksudkan dengan istilah ini adalah penggabungan antara POI biasa dengan
gambar, text, suara, dan alarm proximity. Ketika alat navigasi berbasis satelit
memasuki jarak yangtelah diatur pada alarm proximity dari sebuah POI, maka alat
navigasi berbasis satelit secara otomatis akan menampilkan foto beserta
tulisan, dan mengeluarkan suara. Kumpulan POI tourguide ditambah dengan rute
yang sudah ditentukan dapat menjadi pemandu tur selama perjalanan. Tetapi bila
peta yang digunakan berbeda, maka rute yang ditunjukkan oleh alat navigasi
kemungkinan akan berbeda. POI tourguide hanya dapat dinikmati oleh pengguna
alat navigasi berbasis satelit produk garmin tertentu, yaitu seri nuvi yang
memiliki kemampuan MP3, Zumo,street pilot c550, c580, 2730, 2820, 7200, 7500.
Fasilitas
gratis online disediakan oleh GeoTourGuide (http://www.geotourguide.com),
dan Geovative Solutions (http://www.geovative.com). Beberapa program versi
gratis juga telah tersedia, Tourguide Editor dapat diunduh dari http://www.javawa.nl/tourguide.html,
yang tersedia untuk beberapa sistim operasi komputer. Program Mapsource juga
dapat digunakan untuk membuat POI Tourguide, demikian pula berbagai macam XML
editor yang tersedia di internet. Dari semua cara gratis yang ada, paling mudah
menggunakan program Extra POI Editor yang dapat diunduh dari http://turboccc.wikispaces.com/Extra_POI_Editor.
Fungsi GPS
- Militer
GPS digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui mana teman mana lawan untuk menghindari salah target, ataupun menetukan pergerakan pasukan.
- Navigasi
GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu nivigasi, dengan menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu pengendara, sehingga pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
- Sistem Informasi Geografis
Untuk keperluan Sistem Informasi
Geografis, GPS sering juga diikutsertakan dalam pembuatan peta, seperti mengukur
jarak perbatasan, ataupun sebagai referensi pengukuran.
- Sistem pelacakan kendaraan
Kegunaan lain GPS adalah sebagai
pelacak kendaraan, dengan bamtuan GPS pemilik kendaraan/pengelola armada bisa
mengetahui ada dimana saja kendaraannya/aset bergeraknya berada saat ini.
- Pemantau gempa
Bahkan saat ini, GPS dengan
ketelitian tinggi bisa digunakan untuk memantau pergerakan tanah, yang ordenya
hanya mm dalam setahun. Pemantauan pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan
terjadinya gempa, baik pergerakan vulkanik ataupun tektonik
Sistem lain
Sistem
navigasi satelit lainnya yang sedang dikembangkan oleh negara lain adalah:
- Beidou — Sistem lokal di RRC yang akan dikembangkan menjadi sistem internasional bernama COMPASS.
- Galileo — Sistem yang sedang dikembangkan oleh Uni Eropa, dengan bantuan dari RRC, Israel, India, Moroko, Arab Saudi, Korea Selatan, dan Ukraina.
- GLONASS — Sistem milik Rusia yang sedang diperbaiki.
- Indian Regional Navigational Satellite System (IRNSS) — Sistem yang dikembangkan India.
Peranan alat navigasi berbasis
satelit pada dunia kesehatan
Peranan
alat navigasi pada dunia kesehatan masyarakat tidak terlepas dari penggunaan
GIS (Geographical Information System), atau istilah umumnya adalah pemetaan.
Bila digunakan pada bidang kesehatan, kedua hal ini berhubungan erat dengan
sistim informasi kesehatan dalam arti luas.
Penggunaannya
dalam dunia kesehatan masyarakat bertujuan untuk membantu memberikan informasi
sehingga para pengambil keputusan dapat melakukan tugasnya lebih mudah dan
akurat. Pengambil keputusan disini tidak selalu berarti struktur administratif
kepemerintahan, tetapi juga dapat berarti kelompok masyarakat dan individu.
Bila pengambil keputusan tidak menggunakan informasi yang diberikan, maka
kegiatan ini hanyalah membuang waktu, tenaga, dan dana.
Saat
ini, sudah banyak pihak yang menggunakaan alat navigasi berbasis satelit dan
pemetaan dalam merencanakan, memutuskan, melaksanakan, dan evaluasi program –
program berbasis masyarakat. Yang paling sering memakai adalah Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) baik internasional maupun nasional, dalam program-program
pengendalian bencana. Pemakaian dibidang kesehatan di Indonesia masih sangat
sedikit sekali, dapat dikatakan hampir tidak ada.
Masalah
terbesar adalah biaya dan sumber daya yang tersedia, sehingga jarang sekali
pihak yang tertarik untuk mengembangkannya. Seandainya sudah tersedia,
pengetahuan tentang manfaat informasi yang didapatkan juga masih meragukan.
Pertanyaan yang perlu dijawab adalah: Seberapa pentingkah manfaat yang
didapatkan? Pertanyaan ini menjadi sentral karena walaupun informasi dari
pemetaan tidak tersedia, semua kegiatan selama ini tetap dapat dilakukan.
Benar,
tanpa informasi dari hasil pemetaanpun, program-program kesehatan masyarakat
dapat dilakukan. Tetapi, bagaimana dengan ‘waktu’ yang diperlukan untuk
mencapai kondisi yang diinginkan? Dan apakah dapat lebih dipercepat bila
keputusan yang diambil lebih tepat sasaran? Disinilah letak fungsi utama dari
sistim informasi kesehatan, sistim ini seharusnya dapat memberikan informasi
yang diperlukan, sehingga para pengambil keputusan dapat melakukan tugasnya
dengan baik. Kesalahan yang sama tidak perlu diulang lagi diwaktu yang akan
datang. Sebagai contoh, wabah penyakit yang sama tidak diselesaikan dengan cara
yang sama dari tahun ke tahun, sehingga akhirnya menjadi wabah rutin.
Pemetaan
beserta penggunaan alat navigasi berbasis satelit merupakan sebuah bagian dari
keseluruhan sistim informasi kesehatan. Tanpa didukung oleh bagian-bagian
lainnya, maka manfaat yang didapatkan tidak akan maksimal. Lebih lanjut, bila
keputusan yang dibuat tidak ada hubungannya dengan informasi yang didapatkan,
maka fungsi sistim informasi menjadi hilang.
Jenis
informasi yang dapat ditampilkan tergantung pada data yang dimasukkan kedalam
sistim pemetaan ini. Sistim pemetaan ini dapat memadukan data angka (berupa
statistic, hasil survey, laporan bulanan, dan sebagainya) dari sistim informasi
kesehatan dengan peta visual. Sehingga dapat dilihat secara makro maupun mikro.
Sebagai
contoh, pada gambar disebelah kanan, terlihat gambaran tempat-tempat penyedia
pelayanan pengobatan penyakit TBC di Negara Zambia pada tahun 2004 yang diambil
dari materi WHO (World Health Organization). Informasi yang akan ditampilkan
akan menyerupai informasi ini, yang tidak akan mempunyai arti bila tidak
disertai ‘cerita’ dan diikuti dengan analisa. Misalnya, dari peta ini dapat
terlihat bahwa cakupan pelayanan belum dapat menjangkau seluruh area dengan merata.
Informasi ini dapat digunakan oleh pengambil keputusan untuk memperbaiki
kondisi tersebut.
Cakupan
pemetaan tidak harus dalam area yang luas, tetapi dapat digunakan untuk area
yang kecil, misalnya sebuah desa. Peta pada contoh diatas juga terdiri dari
gabungan area-area yang lebih kecil, yang dapat dipilih untuk ditampilkan pada
layar. Jenis informasi visual seperti diatas tidaklah mutlak harus tersedia,
karena analisa dapat dilakukan dengan menggunakan angka-angka yang terdapat
pada sistim informasi kesehatan.
Jadi,
fungsi utama dari pemetaan diatas adalah untuk memudahkan pengambil keputusan
untuk memperbaiki kondisi yang ada. Dengan hadirnya informasi visual seperti
ini, maka pengguna dapat lebih mudah untuk melihat situasi dan kondisi yang
ada. Langkah selanjutnya tetap berada pada pengambil keputusan.
WHO
sudah menyediakan program gratis untuk keperluan pemetaan ini, yang nantinya
akan dapat digunakan bersama dengan program survey (juga gratis) mereka.
Program ini dapat diunduh gratis dari http://www.who.int/health_mapping/tools/healthmapper/en/index.html.
Lebih lanjut lagi, pada situs WHO, hasil pemetaan ini dapat disatukan dengan
negara-negara lain secara online. Tentu saja hanya Departemen Kesehatan
Republik Indonesia yang dapat melakukannya untuk wilayah Republik Indonesia.
Hasil pemetaan dari seluruh dunia dapat dilihat pada alamat: http://www.who.int/health_mapping/tools/globalatlas/en/index.html.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment